Pasca Gempa, Kantor BPS Mentawai Jadi Penyelamat

By Desember 19, 2019 Liputan Pers

Press Coverage

Pasca Gempa, Kantor BPS Mentawai Jadi Penyelamat

TUA PEJAT KBD: Pasca gempa 7,8 SR yang mengguncang Mentawai Rabu malam (02/03/2016), tim pertama datang ke Mentawai menggunakan kapal Basarnas yang dipimpin oleh Komandan Korem 032 Wira Braja Brigjen TNI Bakhti Agus Fajari. Bersama tim juga ikut BPBD Sumbar dan 12 orang wartawan dari TV Nasional, lokal dan media online.

Setelah menempuh perjalanan 4 jam dari pelabuhan TPI Bungus, tim tiba di Tua Pejat Sipora Kabupaten Mentawai pukul 12:00 siang dan di sambut oleh Bupati Yudas Sabaggalet, ketua DPRD Yosep Sarogdog serta Dandim dan Kapolres Mentawai.

Setelah meninjau posko utama Basarnas dan wawancara dengan bupati, tibalah waktunya bagi wartawan untuk mengirimkan laporan ke medianya masing-masing.

Telkomsel jaringan GSM satu-satunya di Mentawai, mati total sejak 2 hari sebelum gempa. Begitu juga jaringan Telkom ataupun Speedy tidak berfungsi sama sekali. Akibatnya wartawan putus asa dan tak bisa memberikan laporan tentang kondisi Mentawai pasca gempa.

Beruntung Kepala Penerangan Korem Mayor Deswanto berinisiatif mencari kantor yang memeiliki sambungan internet. Tak jauh dari Mako Kodim Mentawai ada kantor Badan Pusat Statistik Mentawai yang memiliki jaringan Satelit V-Sat sehingga membuat lega para wartawan dan bisa mengirimkan laporannya. Kasubag Tata Usaha BPS Mentawai Mardion memperbolehkan para wartawan menggunakan fasilitas kantornya, supaya masyarakat Indonesia mengetahui kondisi Mentawai saat ini setelah terjadi gempa. Para wartawan pun merasa bersyukur karna ada kantor BPS Mentawai jadi penyelamat untuk mengieimkan berita.

Kondisi Mentawai setelah di guncang gempa, bupati Yudas Sabaggalet menyampaikan bahwa berdasarkan laporan yang diterimanya dari beberapa desa yang ada di kawasan barat kepulauan Mentawai ini, kondisinya aman, tidak terjadi kerusakan akibat gempa ataupun tidak terjadi tsunami yang di takutkan. Hanya saja bupati masih menghimbau warganya untuk tetap waspada dan jika perlu mengungsi di daerah ketinggian untuk menghindari jika terjadi gempa susulan.

Menurut bupati, rabu malam saat terjadi gempa yang berpotensi tsunami, setidaknya 5000 warganya mengungsi ke tempat-tempat ketinggian di tenda-tenda darurat yang di dirikan Basarnas dan BPBD Mentawai. Juga si rumah ibadah dan kantor bupati.

Tim Basarnas juga membawa beberapa keperluan pengungsi seperti tenda darurat dan bahan makanan. Sejauh ini, belum di dapatkan laporan adanya korban jiwa akibat gempa yang berpusat sejauh 682 kilometer dari kepulauan Mentawai ini atau di Samudera Hindia.

Leave a Reply